PROFIL
IAIN SUMATERA UTARA MEDAN
TAHUN 2013
SEJARAH
Asal mula berdirinya IAIN pada 1960 adalah penggabungan antara PTAIN di Yogyakarta dengan Akademik Dinas Ilmu Agama (ADIA) sehingga terbentuklah IAIN. IAIN tersebut bernama IAIN Al-jamiah Al-hukumiyah di Yogyakarta dan juga di Jakarta. Kalau di Yogykarata sekarang menjadi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sedangkan di Jakarta menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kehadiran IAIN Al-Jamiah Al-Hukumiyah di Sumatera Utara Medan saat itu sangatlah dibutuhkan, karena di Sumatera Utara Medan pada saat itu:
- Belum ada Perguruan Tinggi Agama berstatus negeri
- Pesantren dan sekolah agama seperti PGA berkembang dengan cepat dan banyak, sehingga memerlukan perguruan tinggi khususnya Perguruan Tinggi Agama yang berstatus negeri
- Kebutuhan tenaga guru agama di sekolah-sekolah sangat banyak dibutuhkan.
Mengingat situasi, kondisi, toleransi, pandangan dan jangkauan, maka Bagian Inspeksi Pendidikan Agama Sumatera Utara Medan dkk., mendirikan Fakultas Tarbiyah persiapan IAIN Aljamiah Alhukumiyah yang diketuai oleh Letkol Raja Syahnan, pada 24 Oktober 1960. Hal ini juga didukung oleh Yayasan K.H. Zainul Arifin dengan membuka Fakultas Syariah dan mulai mengajukan pendirian ke Menteri Agama Republik Indonesia.
Mengingat pendirian dua fakultas ini, maka Menteri Agama Republik Indonesia menyatukan 2 fakultas tersebut dan diresimkan dengan nama Fakultas Tarbiyah IAIN Ar Raniry dan Fakultas Syariah IAIN Ar Raniry di Sumatera Utara Medan.
Dengan adanya semangat para tokoh dan organisasi di Sumatera Utara Medan agar Fakultas Tarbiyah dan Syariah cabang IAIN Ar Raniry di Sumatera Utara berdiri sendiri dengan nama IAIN Sumatera Utara Medan, akhirnya mendapatkan respon positif dengan syarat harus memiliki 3 fakultas.
Tetapi jika hanya mengandalkan Fakultas Syariah dan Tarbiyah Cabang Ar-Raniry yang sudah ada tidak memenuhi syarat, karena harus ada minimal 3 fakultas. Karena itu diusahakanlah penggabungan kedua fakultas yang ada dengan dua fakultas lain yang ada di Padangsidimpuan. Usaha ini berhasil dengan Keputusan Menteri Agama RI Nomor 97 Tahun 1973 tanggal 19 Nopember 1973. Demikianlah, tepat pada pukul 10.00 Wib, hari Senin, 24 Syawal 1393 H, bertepatan tanggal 19 Nopember 1973 M, IAIN Sumatera Utara pun akhirnya diresmikan, yang ditandai dengan Pembacaan Piagam Pendirian oleh Menteri Agama RI Prof. Dr. H. Mukti Ali, MA. Sejak saat itu pula resmilah Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Syari’ah IAIN Ar-Raniry yang ada di Medan serta Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Ushuluddin IAIN Imam Bonjol yang ada di Padangsidimpuan menjadi IAIN Sumatera Utara. Sementara Fakultas Ushuluddin yang semula berdomisili di Padangsidimpuan dipindahkan ke Medan yang dilaksanakan pada tahun 1974 berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI Nomor 9 Tahun 1974 tanggal 18 Februari 1974. Keadaan ini berlangsung 14 tahun, sampai kemudian pada tahun 1987 dibuka fakultas baru, yaitu Fakultas Dakwah. Sejak itu IAIN Sumatera Utara mengasuh 5 Fakultas, yakni Fakultas Tarbiyah, Fakultas Syari’ah, Fakultas Ushuluddin dan Fakultas Dakwah di Medan, dan Fakultas Tarbiyah IAIN Sumatera Utara Cabang Padangsidimpuan. Dalam perkembangan selanjutnya pada Tahun Akademik 1994/1995 dibuka pula Program Pascasarjana (PPS) setingkat strata dua (S2) Program Studi Dirasah Islamiyah.
Sampai saat ini, IAIN Sumatera Utara Medan memiliki 4 Fakultas dan Program Pascasarjana, yaitu:
- Fakultas Tarbiyah
- Fakultas Syariah
- Fakultas Dakwah
- Fakultas Ushuluddin
- Program Pascasarjana
Adapun jurusannya adalah:
- Komunikasi dan Penyiaran Islam
- Pengembangan Masyarakat Islam
- Manajemen Dakwah
- Bimbingan dan Penyuluhan Islam
- Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah
- Perbandingan Madzhab dan Hukum
- Ekonomi Islam
- Jinayah Siyasah
- Pendidikan Agama Islam
- Pendidikan Bahasa Arab
- Bimbingan Konseling Islam
- Manajemen Pendidikan Islam
- Pendidikan Bahasa Inggris
- Pendidikan Matematika
- Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
- Aqidah Filsafat
- Perbandingan Agama
- Tafsir Hadits (TH)
- Filsafat Politik Islam
- D III Manajemen Perbankan dan Keuangan Sya’riah
- Pendidikan Guru Raudhatul Atfal
- Mu’amalah (Mua)